Perawatan
organ intim wanita
Cara membersihkan
daerah kewanitaan yang terbaik ialah membasuhnya dengan air bersih. Satu
hal yang harus diperhatikan dalam membasuh daerah kewanitaan kita,
terutama setelah buang air besar (BAB), yaitu dengan membasuhnya dari
arah depan ke belakang (dari vagina ke arah anus), bukan sebaliknya. Mengapa
demikian? karena apabila kita terbalik arah membasuhnya, maka
kuman dari daerah anus akan terbawa ke depan dan dapat masuk ke dalam
vagina.
Apabila kita
menggunakan sabun untuk membersihkan daerah intim kita, sebaiknya
gunakan sabun yang lunak (dengan pH 3,5), misalnya sabun bayi yang
biasanya ber-pH netral.
Bagaimana dengan
sabun / pembersih khusus vagina?
Sebaiknya kita
menghindari pemakaian berbagai jenis pembersih vagina, sebab didalam
vagina kita sebenarnya telah ada suatu mekanisme alami yang telah
diciptakan Allah SWT, dimana mekanisme alami ini akan mempertahankan
keseimbangan keasaman vagina kita. Mekanisme ini diperankan oleh bakteri
normal yang secara alami terdapat dalam vagina kita. Apabila
keseimbangan tersebut terganggu, bakteri baik dalam vagina akan mati dan
malah akan berkembang bakteri jahat yang dapat menimbulkan penyakit.
Apabila kita
membersihkan daerah kewanitaan dengan sabun dan sejenisnya, sebaiknya
hanya dibagian luar saja. Misalnya bagi wanita yang sudah besuami,
setelah berhubungan suami-istri, kita boleh menggunakan pembersih
vagina, yaitu untuk mengembalikan keasaman vagina, karena sifat sperma
laki-laki adalah basa. Tapi sekali lagi dr. Inong menekankan hanya
dibagian luarnya saja, jangan disemprotkan kedalam vagina.
Sebaiknya
gunakan sabun bayi karena biasanya sabun bayi memiliki pH netral.
Setelah memakai sabun, hendaklah dibasuh dengan air sampai bersih
(sampai tidak ada lagi sisa sabun yang tertinggal), sebab bila masih ada
sisa sabun yang tertinggal malah dapat menimbulkan penyakit. Setelah
dibasuh, harus dikeringkan dengan handuk atau tissue, tetapi jangan
digosok-gosok.
Dr. Inong juga
menekankan jangan menggunakan bedak untuk daerah kewanitaan, termasuk
juga pada bayi terutama bayi perempuan. Sebab menurut penelitian
terbaru, pemakaian bedak pada daerah tersebut terutama pada bayi dapat
berdampak buruk. Mengapa demikian? Karena bedak tersebut
dapat masuk kedalam vagina yang dikemudian hari dapat mengakibatkan
berbagai macam penyakit seperti misalnya tumor (granuloma, dsb).
Jika kita ingin
menggunakan bedak, cara yang terbaik ialah dengan mengusapkan terlebih
dahulu ketelapak tangan kita, baru kemudian kita usapkan ke daerah
lipatan paha dan pantat bayi yang biasanya lembab dan mudah teriritasi.
Hal ini untuk menghindari supaya bedak tidak sampai masuk ke dalam
vagina bayi.
Hal lain yang
juga ditekankan oleh beliau adalah jangan pernah menyemprotkan minyak
wangi ke dalam organ intim kita.
Apabila kita
menggunakan WC umum, sebaiknya sebelum duduk siram dulu WC tersebut (di-flushing)
terlebih dahulu baru kemudian kita gunakan. Hal ini penting karena
banyak penderita penyakit kelamin, setelah ditelusuri ternyata mereka
pernah menggunakan toilet yang sebelumnya digunakan oleh penderita
penyakit kelamin. Biasanya para penderita penyakit kelamin ingin supaya
orang lain juga terkena penyakit yang sama, sehingga mereka menempuh
berbagai cara untuk menularkan penyakitnya tersebut. Salah
satunya ialah dengan tidak menyiram WC yang mereka gunakan.
Hal lain yang tidak
kalah pentingnya ialah air yang kita gunakan untuk membasuh apabila kita
menggunakan toilet umum. Sebaiknya ambil air langsung dari kran, jangan
mengambil air yang sudah ada di bak mandi, karena menurut penelitian
air dalam bak mandi sudah banyak mengandung bakteri.
Apabila kita tinggal
atau berada di luar negeri, dimana tidak ada air di toilet, maka
sebaiknya kita selalu membawa air mineral, untuk persediaan apabila
sewaktu-waktu kita hendak ke toilet.
Hal-hal tersebut di
atas harus juga kita tekankan kepada anak-anak kita sejak mereka berusia
dini (kira-kita mulai usia 6 tahun), supaya mereka terbiasa sejak dini
dalam menjaga kebersihan terutama daerah intimnya.
Pemakaian celana
yang terlalu ketat juga sebaiknya kita hindari, karena hal ini
menyebabkan kulit susah bernafas dan akhirnya bisa menyebabkan daerah
kewanitaan menjadi lembab dan teriritasi. Pemilihan bahan juga tidak
kalah pentingnya, sebaiknya dianjurkan menggunakan bahan yang nyaman dan
menyerap keringat, seperti misalnya katun.
Pemakaian
pantyliner setiap hari secara terus menerus juga tidak dianjurkan.
Pantyliner sebaiknya hanya digunakan pada saat keputihan banyak saja,
dan sebaiknya jangan memilih pantyliner yang berparfum karena dapat
menimbulkan iritasi kulit. Menurut dr. Inong, daripada memakai
pantyliner terus menerus lebih baik kita membawa celana dalam untuk
ganti.
Begitu juga
dengan pemilihan pembalut wanita, sebaiknya pilihlah pembalut yang tidak
mengandung gel, sebab gel dalam pembalut kebanyakan dapat menyebabkan
iritasi dan menyebabkan timbulnya rasa gatal.
Kapan
saatnya kita mengganti pembalut? Yaitu apabila di
permukaan pembalut telah ada gumpalan darah sebaiknya kita segera
mengganti pembalut kita, walaupun baru saja kita ganti pembalut.
Alasannya ialah karena gumpalan darah yang terdapat di permukaan
pembalut tersebut merupakan tempat yang sangat baik untuk perkembangan
bakteri dan jamur.
Bagaimana cara
membersihkan bulu kemaluan yang benar?
Pada prinsipnya kita
tidak boleh membersihkan bulu daerah kemaluan dengan cara mencabutnya.
Sebab, apabila kita mencabut bulu kemaluan, maka akan timbul lubang pada
bekas cabutan tersebut, dan ini dapat menjadi jalan masuk bagi kuman /
bakteri dan jamur yang selanjutnya dapat mengakibatkan timbulnya iritasi
dan penyakit kulit di daerah tersebut.
Menurut hadist
Rasulullah SAW, minimal setiap 40 hari sekali kita dianjurkan untuk
merapikan bulu kemaluan kita.
Bulu kemaluan yang
terlau lebat (yang tidak pernah dirapikan) dapat menjadi tempat
tumbuhnya kutu, bakteri/kuman serta jamur, yang pada akhirnya dapat
menimbulkan berbagai macam penyakit.
Menurut dr.
Inong, merapikan disini bisa hanya dengan memendekkan saja. Misalnya
dipendekkan kira-kira setengah sentimeter dengan menggunakan gunting.
Atau apabila kita hendak mencukurnya bisa menggunakan busa sabun
terlebih dahulu dan menggunakan alat cukur khusus yang lembut yang
sebelumnya sudah kita cuci dahulu dengan sabun dan disiram air panas.
Setelah digunakan, alat cukur dicuci kembali dan disimpan ditempat yang
bersih dan kering, jangan disimpan ditempat yang lembab, karena bisa
ditumbuhi jamur dan bakteri. Juga jangan menggunakan alat cukur secara
bergantian, walaupun dengan suami kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar